Selasa, 24 Februari 2009

Belajar Partai Politik: dari iklan buku Political Explore, Sebuah Kajian Ilmu Politik

Oleh: Efriza, Penulis buku Political Explore
Partai politik merupakan keharusan dalam kehidupan politik modern, bahkan ada ungkapan yang ditulis oleh Richard M. Merelmen dalam kata-kata yang puitis pada pendahuluan buku yang" ditulis oleh Maurice Duverger dalam bukunya “Partai Politik dan Kelompok-kelompok Penekan,” yang menggambarkan tentang pentingnya partai politik, bahwa memang benar “politik modern tanpa partai politik sama saja dengan ikan yang berada di luar air.” Namun, seperti ditulis Miriam Budiardjo dalam bukunya “Dasar-dasar Ilmu Politik,” menyatakan, penelitian mengenai partai politik merupakan kegiatan ilmiah yang relatif baru. Sekalipun bermacam-macam penelitian telah diadakan untuk mempelajarinya, akan tetapi hingga sekarang–dekade 1980-an–belum tersusun suatu teori yang mantap mengenai partai politik, sebagai lembaga politik. Sampai dekade tersebut istilah tentang lapangan studi ini pun masih belum ada. Meskipun nama ‘stasiologi‘ kadang-kandang dipakai.
Berkaitan dengan perkembangan studi tentang teori kepartaian, suatu usaha yang sangat serius telah dilakukan oleh salah seorang sarjana bernama Kenneth Janda, yang sudah melakukan usaha untuk menelusuri perkembangan teori tentang partai politik–dalam tulisannya yang berjudul “Comparative Political Parties: Research and Theory” yang terbit pada tahun 1993, telah melakukan kajian dalam menelusuri: Pertama, teori tentang partai politik dan definisi partai politik khususnya dalam perspektif Amerika, baik partai dalam definisi yang sempit maupun dalam definisi yang luas; dan Kedua, konsep-konsep untuk analisa partai politik, yang menurut Kenneth Janda meliputi 10 aspek penting yaitu; Institutionalazation; Issue orientation, Social support; Organizational complexity; Centralization of power; Autonomy; Coherence; Involvement; Strategy and tactics; and Govermental status; dan Ketiga, perumusan tentang teori Partai “The state of party theory” juga ditelaah tentang “The form of a general theory.”
Dari telaah yang dilakukan oleh Kenneth Janda, tentang teori yang berkaitan dengan partai politik ia membuat pernyataan yang sama dengan Duverger yang dikemukakan beberapa puluh tahun sebelumnya. Kenneth Janda menulis “our attention turns now to party theory, focusing on theories that involve individual parties as units of analysis. Its fashionable among party scholars at home and broad to lament the lack of party theory.” (perhatian kita sekarang beralih pada teori partai, memfokuskan pada teori yang melibatkan partai individual sebagai unit dari analisis. Ini sesuai dengan perkembangan terakhir mengikuti teori partai di suatu negara dan meluas menjadi suatu kekurangan dari teori partai). Dari pernyataan ini tersirat adanya semacam keluhan serta sesuatu yang bernada ratapan dikarenakan langkanya teori umum dari partai politik. Seperti lima puluh tahun sebelumnya (sebelum Kenneth Janda) pernah dikeluhkan oleh Maurice Duverger sendiri dengan ungkapannya, “we find ourselves in a vicious circle: a general theory of parties will eventually be construced only upon the preliminary work of many profound studies; but these studies cannot be profound so long as there exists no general theory of parties.” (kita menemukan diri kita sendiri dalam lingkaran: suatu teori umum mengenai partai pada akhirnya akan dibentuk hanya berdasarkan permulaan pekerjaan dari berbagai studi yang mendalam; tapi pembelajaran ini tidak bisa terus mendalam terlalu lama seperti keberadaannya tidak ada teori partai yang umum). Pernyataan Duverger ini nampaknya juga mengungkapkan adanya keluhan dengan tidak tersedianya teori yang berlaku secara umum dari partai politik “general theory party,” sehingga menimbulkan semacam lingkaran setan karena studi tentang partai akhirnya dibangun dengan kerja-kerja yang bersifat permulaan.
Pendek kata, meskipun penyusunan suatu teori yang menyeluruh telah jauh ketinggalan, namun kehadiran partai politik dalam suatu sistem politik yang sudah modern atau yang sedang dalam proses memodernisasikan diri menjadi fenomena yang bisa dijumpai.®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

html