Minggu, 22 Februari 2009

Nikmatnya Menjadi Anggota Parlemen: Komparasi Indonesia dengan Eropa

Oleh: Efriza, Penulis buku Ilmu Politik
Anggota parlemen negara-negara Uni Eropa selama ini memang mendapat begitu banyak fasilitas dan gaji selangit. Mulai dari tiket kereta api gratis hingga biaya untuk pembelian dapur baru.
Tingginya gaji dan besarnya insentif yang didapat anggota parlemen Eropa, sebagai contoh, di Perancis seorang anggota parlemen mendapat gaji pokok 5.180 euro (sekitar Rp 75 juta) plus jaminan keamanan sosial. Mereka juga mendpaat tunjangan sebesar 5.790 euro (Rp 83,8 juta0 untuk berbagai keperluan dalam sebulan, seperti biaya penginapan, perjalanan dinas, bahkan biaya hiburan. Anggota parlemen Perancis juga mendapat kemewahan dengan fasilitas kelas utama dalam perjalanan kereta api ke seluruh negeri.
Mereka juga mendapat tiket 40 kali penerbangan dalam setahun untuk menemui konstituen mereka di luar Paris. Kemewahan tak berhenti sampai di situ. Setelah tak lagi mendapat jatah kursi di parlemen, mereka pun tetap mendapat hak menerima gaji.
Selanjutnya, adanya pinjaman perumahan bagi anggota parlemen dengan bunga yang sangat rendah. Namun, kebijakan ini dikeluarkan untuk membantu anggota parlemen menemukan tempat tinggal yang layak di Paris.
Lain lagi dengan Swedia. Negeri ini patut dicontoh karena setiap anggota parlemen harus secara terbuka meyatakan jumlah kekayaannya dan setiap saat bisa diakses publik dengan mudah. Dalam hal ini, di bawah Undang-Undang Transparansi, setiap warga Swedia diberikan kemudahan mengakses badan negara tanpa sensor, kecuali informasi itu berhubungan dengan dokumen rahasia yang melibatkan negara lain.
Setiap anggota parlemen Swedia juga wajib mempublikasikan kepemilikan mereka atas saham domestik atau asing. Termasuk jika mereka menguasai sebuah perusahaan yang bernilai lebih dari 82 ribu krona Swedia (8.700 euro).
Untuk mencegah terjadinya konflik kepentingan, seorang anggota parlemen juga harus mempublikasikan keanggotaan mereka dalam jajaran dewan direksi perusahaan atau jabatan lain di sebuah perusahaan.
Riskdag (parlemen Swedia) tak menyediakan dana bagi anggota parlemen. Biaya perjalanan dan urusan kantor di parlemen juga ditanggung oleh negara. Hanya ada syaratnya, setiap biaya perjalanan dibuat semurah mungkin dan harus dipesan lewat kantor travel yang ada di parlemen.
Italia menjadi negara dengan gaji anggota parlemen tertinggi di Eropa. Gaji pokok seorang senator mencapai 5.235 euro (Rp 75,8 juta) per bulan. Ada biaya insentif lainnya, contohnya mereka bisa mengklaim biaya harian, yang rata-rata bisa mencapai 4.000 euro (Rp. 57,9 juta) sebulan.
Anggota parlemen juga menerima tiket penerbangan dan karcis kereta gratis, dari dan menuju Roma. Mereka juga bisa mengklaim biaya perjalanan jika dilakukan dengan mobil.
Total seorang anggota parlemen Italia mendapat 1.49.215 euro (Rp 2,1 miliar) dalam setahun. Angka ini dua kali lipat gaji daripada anggota parlemen Jerman dan Inggris, tiga kali lipat gaji parlemen Portugal, dan empat kali lipat gaji anggota parlemen Spanyol.
Anggota parlemen Jerman juga menerima kemewahan yang hampir sama. Dengan gaji pokok sebesar 7.339 euro, mereka juga mendapat tunjangan mencapai 3.782 euro untuk rumah tinggal atau biaya hiburan dan kartu kereta api.
Parlemen Jerman mengatur ketat setiap anggotanya. Mereka wajib mempublikasikan hartanya. Selanjutnya, mereka wajib menampilkan pekerjaan yang dilakukan sebelum menjadi anggota parlemen. Mereka harus pula mengumumkan uang yang dikumpulkan dari pendapatan tambahan lain, yang dilakukan saat menjadi anggota parlemen. Selain itu, anggota parlemen Jerman itu paling lambat masuk jam 9 pagi. Yang tidak masuk didenda 20 euro per hari (Rp. 296.000).
Jika punya saham atau menjadi dewan pimpinan perusahaan, anggota parlemen Jerman juga harus mempublikasikan. Uniknya, mereka harus menuliskan rencana masa depannya, termasuk aktivitas yang mereka lalukan jika karier di parlemen berakhir.
Semua itu ditampilkan dalam situs milik parlemen. Setiap orang bisa mengakses informasi seorang anggota parlemen secara detail.
Anggota parlemen Inggris juga wajib mempublikasikan secara berkala harta yang mereka peroleh, termasuk kepemilikan rumah dinas, biaya perjalanan, gaji staf, dan alat tulis kantor.
Bagi anggota parlemen yang tak tinggal di Londong, mereka mendapat tunjangan sebesar 23 ribu pound sterling per tahun. Anggota parlemen juga mendapat tunjangan yang tak kalah heboh, mulai dari televisi, furnitur, bahkan mesin cuci. Termasuk renovasi untuk rumah dinas mereka.
Jika sangat dibutuhkan, mereka bisa mengklaim hingga 10 ribu pound sterling untuk pembuatan dapur baru dan 6.335 pound sterling untuk kamar mandi baru.
Nah, untuk para anggota parlemen di Inggris yang berakhir masa jabatannya, akan mendapat biaya pensiun yang berjumlah sekitar 50 persen hingga 100 persen gaji mereka.
Pertanyaannya, lalu bagaimana dengan parlemen di Indonesia? Misal, Penerimaan Anggota Dewan Per Juli 2008, yakni Take-home pay: Rp 45 juta per bulan, Dana kunjungan ke Konstituen Rp. 2 juta per bulan, Uang reses selama empat kali setahun Rp 31,5 juta per sekali reses; Berbagai Potongan (setiap partai berbeda), misalnya, (1) Setoran ke fraksi Rp 2 juta, (2) Setoran ke DPP Rp 7,1 juta, (3) Setoran ke Dewan Pengurus Wilayah partai Rp 5 juta, (4) Membiayai beragam kegiatan konstituen Rp 10 juta; Perincian Take-Home Pay, yakni (1) Gaji pokok atau uang representasi Rp 16 juta, (2) Tunjangan Listrik dan Telephone Rp 7 juta, (3) Tunjangan rumah Rp 13 juta, (4) Uang legislasi Rp 3,7 juta (pimpinan DPR tidak ikut panitia khusus pembahasan RUU. Namun, setiap kali RUU itu disahkan, pimpinan DPR otomatis mendapat sekitar Rp. 6 juta per UU), (5) Uang anggota komisi Rp. 3,2 juta.®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

html