Selasa, 01 Februari 2011

NASIONAL DEMOKRAT JANGAN MENJADI PARTAI SEKARANG

Oleh: Efriza, Peneliti Politik dan Penulis Buku Politik
Melihat pembentukan 33 DPD di Provinsi, Nasional Demokrat sangat diidamkan oleh masyarakat jika strategi pembentukan DPD secara transparan dan menjelaskan visi-misi beserta pelantikan kepengurusannya; andai saja ini juga dilakukan oleh Partai Politik seperti yang dilakukan Nasional Demokrat tersebut. Mungkin ini kekagumannya. Pertanyaannya, Apakah Nasional Demokrat harus menjadi Partai Politik? Bagaimana peluang keterpilihannya di Pemilu jika menjadi Partai Politik? Jawabannya, lebih baik JANGAN SEKARANG.
Pertama, Pembentukan Nasional Demokrat tak bisa dipungkiri terdiri dari beragam unsur politisi yang berasal dari anggota partai politik di Indonesia, juga unsur peneliti, pengamat, dan aktivis. Jika, Nasional Demokrat di paksakan menjadi partai politik, akan terjadi yaitu, beragam unsur politisi dari beragam partai tersebut, akan menimbulkan konflik internal di Nasional Demokrat secara berkepanjangan. Penyebabnya, mereka akan memilih kembali ke partainya, karena sebagian dari mereka juga merupakan anggota DPR, dan mereka juga akan menghitung kalkulasi bahwa keterpilihan mereka kembali dalam Pemilu lebih penting, disebabkan adanya ambang batas parlemen 2,5%. Akibat, konflik internal ini menyebabkan, massa terbesar Nasional Demokrat pun akan pergi, karena massa tersebut didatangkan atas adanya patron tersebut dari beragam unsur politisi tersebut.
Kedua, Nasional Demokrat harus berganti nama jika menjadi partai politik atau setidaknya menambah satu kata lagi. Sebab Partai Nasional Demokrat, telah terdaftar namanya di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mengikuti verifikasi partai politik pada Pemilu 2009, dengan nomor urut 80 yang mana Ketuanya adalah Drs. Hengki Baramuli, MBA, dan alamat DPP Jalan Jenggala I No. 3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12810. Jika tetap dipaksakan dengan ganti nama, belum tentu masyarakat akan sadar bahwa Partai Nasional Demokrat adalah embrio dari organisasi masyarakat Nasional Demokrat.
Ketiga, Partai politik harus memiliki ketokohan yang kuat. Sebab, telah terbukti partai baru yang memiliki ketokohan yang langsung diterima oleh masyarakat adalah Partai Demokrat dengan figur Susilo Bambang Yudhoyono yang akhirnya menjadi Presiden RI ke-6. Sementara itu, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dengan figurnya Prabowo Subianto tidak dapat memperoleh suara signifikan pada pemilu legislatif, hanya memperoleh 5,36% dibanding dengan Partai Demokrat 7,45%--karena alasan ini pula yang menyebabkan Prabowo Subianto hanya ditempatkan sebagai calon wakil presiden mendamping Megawati Soekarnoputri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mana perolehan PDIP 16,61%, buktinya perolehan suara pasangan ini dalam Pemilihan Presiden hanya 26,79% yang kemungkinan besar perolehan tersebut masih besar didapatkan dari figur Megawati Soekarnoputri yang berhasil mendapatkan perolehan dari pemilih loyalis Soekarnoisme.
Sementara, figur Surya Paloh atau Sri Sultan Hamengkubowono X, tidak menjual bagi masyarakat. Misal, dalam tataran yang kecil saja, di internal partai golkar dalam pemilihan ketua umum, figur Surya Paloh kalah dengan Aburizal Bakrie. Di sisi lain, Sri Sultan Hamengkubowono X, yang didengung-dengungkan untuk menjadi calon presiden pada pemilu 2009 lalu, tidak sukses, bahkan dipasangkan untuk menjadi wakil presiden pun tidak.
Dari analisis, ini lebih baik Nasional Demokrat lebih berfokus kepada menawarkan ide-ide yang membumi untuk dapat dirasakan masyarakat. Lebih mendekatkan diri ke kampus sehingga Nasional Demokrat dapat dirasakan manfaatnya seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) atau Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Maupun mengkritisi pemerintah dari luar dengan solusinya sebagai organisasi masyarakat (ormas), yang beberapa tahun belakangan ini kurang kritis dilakukan oleh ormas-ormas yang bergerak di bidang politik. Dan, membangun infrastruktur dan pendidikan kader-kadernya, agar jika 2019 ini menjadi Partai Politik, Nasional Demokrat dapat menjadi partai yang memang didukung oleh masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

html