Rabu, 23 Juni 2010

Hasil Wawancara Amarno, Koordinator Kelas Non Reguler Universitas Pamulang (UNPAM)

Tangerang Selatan (Tangsel) merupakan daerah pemekaran, ekspasi dalam lapangan kerja APBD Tangsel setelah dimekarkan adalah 60%. Dengan adanya pemekaran akan ada pemetaan kota yang baik seperti BSD, Bintaro akan menjadi kota dalam kota.
Tapi dalam secara politik bersifat konfius. Misal, ketika membentuk KPUD banyak yang tidak setuju karena dari intervensi Banten sangat kuat. Secara politis pula masyarakat tidak menghendaki Airin menjadi Walikota Tangsel. Tapi Airin ini begitu populis di masyarakat dibanding calon yang lain seperti Wahidin.
Antara Wahidin dan Airin, bagi Universitas Pamulang (UNPAM) tidak membantu siapapun. Namun, yang menjadi catatan secara politis adalah Pertama, soal KPUD; dan Kedua, soal populis dan tidak populis.
Tokoh-tokoh asli tidak menghendaki Airin. Meski sering terjadi pertemuan-pertemuan di Tangsel tapi belum ada tanda-tanda kondusif dari Airin dalam perbaikan kesejahteraan masyarakat. Usaha ini sepertinya masih jauh.
Isu-isu yang penting untuk diangkat dalam Pemilukada adalah, pembangunan jalan tidak ada dari Universitas Islam Nasional (UIN) ke Bintaro. Bahkan, di Tangsel jalan-jalan rusak, sementara Kota Tangerang bersifat kebalikannya yaitu tidak ada jalan-jalan yang rusak.
Selain itu, pemerintah Tangsel mau diletakkan di mana belum ada lokasi yang cocok. Di BSD tidak ketemu lokasinya dan juga mahal, sementara di daerah sekitar UNPAM tidak ada lokasi yang cocok.
Permasalahan lainnya, adalah seperti tadi diuraikan adalah terkait dengan KPUD. Masyarakat menghendaki KPUD diganti atau diulang dari awal. Karena KPUD semuanya merupakan orang Partai Golkar dan Airin juga dari Golkar. Terhadap permasalahan ini, Gerindra protes meski sebagai pemilik 2 kursi di Tangsel.
Juga protes masyarakat terhadap KPUD dengan menyarankan jika KPUD Provinsi tidak terbentuk yang baru maka KPUD Kota yang akan menjalankan penyelenggaraan Pemilukada. Tapi bagi saya, baiknya dikocok ulang dan menempatkan di KPUD perwakilan dari Akademisi.
Upaya Airin untuk lolos dalam Pemilukada begitu besar bagi duitnya. Sementara dalam kecerdasan Airin sangat minim. Karena itu bila tidak didampingi oleh masyarakat Tangsel maka pertumbuhan pembangunan Kotamadya Tangsel akan terpuruk? Sebab Airin telah memilih untuk didampingi oleh pengusaha, kalau ia berduet oleh orang dari birokrasi maka boleh diperhitungkan lagi Airin. Sebab sekali lagi karena Airin adalah entrepreneur dan jika wakilnya enterpreneur ini sangat berbahaya bagi pertumbuhan pembangunan Tangsel.
Sementara Iskandar merupakan adik kandungnya Wahidin Halim, tapi permasalahannya ia tidak memiliki dana, meski Wahidin orang birokrasi di Tangsel. Jadi kalau Airin ingin maju harus berpasangan atau dipaksakan dengan birokrat misal dari Asisten Daerah atau Sekretaris Daerah.
Jadi sekali lagi, sebaiknya duet Airin adalah pengusaha-birokrat. Tapi permasalahannya Airin ini disetir oleh bapaknya. Sementara Airin tidak secerdas kakaknya dalam berpikir dan bertindak, meski Airin lulusan kuliah kampus hebat dibanding dengan Atut.
Di sisi lain, seperti telah dijelaskan dari Partai Gerindra belum menentukan pilihan. Meski Airin juga mendekati, tapi sekali lagi kalau tidak dengan Birokrat maka tidak usaha didukung duet Airin tersebut.●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

html