Minggu, 22 Februari 2009

Partai Seks Australia

Oleh: Efriza, Penulis buku Ilmu Politik

Ideologi sebagai suatu sistem sebaran ide, kepercayaan (beliefs), yang membentuk sistem norama serta sistem peraturan (regulation) ideal yang diterima sebagai fakta dan kebenaran oleh kelompok tertentu, (Steger, 2002). Dan ketika dikemas untuk mendapatkan kekuasaan dalam masyarakat agar dapat mempengaruhi kebijakan publik, dapat dikatakan bahwa ideologi tersebut adalah ideologi politik. Biasanya perjuangan untuk mendapatkan kekuasaan dalam sistem demokrasi dimanesfasikan dalam institusi formal politik, antara lain: partai politik, (Firmanzah, 2008).
Lalu, Pertanyaannya apa yang menarik dari pembahasan comparatif antara Partai Politik Indonesia, dan Partai Politik Austrlia? Berikut ini penjelasannya.
Ideologi politik dari 38/44 Partai Politik Indonesia sebagai Peserta Pemilu 2009, adalah sebagai berikut:
Aneka Ideologi Partai Politik Peserta Pemilu 2009
1. Pancasila tanpa embel-embel: 22 Parpol adalah: Partai Hanura, PKPB, P3I, PPRN, Partai Gerindra, Partai Barisan Nasional, PKPI, PAN, Partai Kedaulatan, PPD, PKB, Pakar Pangan, PPDI, PDK, Partai RepublikaN, Partai Pelopor, Partai Golkar, Partai Patriot, Partai Demokrat, Partai Kasih Demokrasi Indonesia, Partai Indonesia Sejahtera, dan Partai Merdeka
2. Pancasila 1 Juni: 1 Parpol adalah: PDIP
3. Pancasila dan UUD 1945: 4 Parpol adalah: PDP, PDS, PSI, dan Partai Buruh
4. UUD 1945 dan Pancasila: 1 Parpol adalah: PPI
5. Keadilan, Demokrasi, dan Kemajemukan serta Pancasila sebagai landasannya: 1 Parpol adalah: PPIB
5. Islam tanpa embel-embel: 5 Parpol adalah: PKS, PPP, PBB, PBR, dan PPNUI
6. Islam (berkemajemukan): 1 Parpol adalah: PMB
7. Islam Ahlus-Sunnah Wal-Jamah: 1 Parpol adalah: PKNU
8. Marhaenisme ajaran Bung Karno: 1 Parpo adalah: PNI Marhaenisme
9. Nasionalisme: 1 Parpol adalah: Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia
Sementara, ranah politik Australia bertambah meriah, seperti diberitakan Koran Tempo, 21 November 2008, bahwa Kemarin kalangan industri seks di Australia mendeklarasikan berdirinya Partai Seks Australia. Platfrom (baca: biasa dibahasakan ideologi) partai ini jelas: masyarakat bisa menikmati obat disfungsi seks dengan harga miring dan melindungi para pekerja seks dari sensor pemerintah di Internet.
Partai ini yakin, permintaan akan boneka seks dan film biru bakal meningkat tahun depan, tapi tentu saja dengan akses yang murah. “Kami adalah kemewahan murah yang bisa membuat Anda senang,” kata pendiri partai itu, Fiona Patten, dalam peluncuran partai itu berbarengan dengan pameran Melbourne Sexpo.
Menurut Ketua Asosiasi Industri Hiburan Khusus Orang Dewasa Australia (Eros) ini, di Australia kini mulai bermunculan konservatisme, “Kita menjadi negara kambing betina, politikus tidak bicara tentang seks tanpa tertawa atau berkata sesuatu yang negatif.”
Serangan kontan datang dari Australian Chistian Lobby, yang menyebut partai itu mendukung eksploitasi dan degradasi perempuan lewat pornografi dan prostitusi. Namun, Patten tenang saja; dia mengatakan rencana pemerintah menyetop beroperasinya 16 ribu situs porno bakal membangkrutkan 16 ribu usaha industri seks ini.
Slogan yang diusung Patten jelas paten: “Kami serius tentang seks dan juga serius tentang Partai Seks.”
Pendek Kata, bagi Penulis tanpa memperdebatkan sisi negatif dari ideologi partai politik Australia tersebut. Mungkinkah pada Pemilu kita yang selalu menghasilkan sejumlah partai politik baru sebagai peserta pemilu─maksudnya, Pemilu 2014─akan menghasilkan Partai Politik yang BERANI untuk menciptakan ideologi politik baru sebagai bukti kepiawaian para politisi itu. Sehingga menghasilkan trend style politik partai, seperti konsep “Grunnasen” dan “Lilaohren,” yang dikenalkan Matt Resse, salah satu bapak kampanye modern di Amerika Serikat, “Saya selalu bermimpi bahwa cara berpikir politik seseorang bisa dilihat dari penampilannya. Mereka yang hanya perlu saya dorong untuk melakukan sesuatu untuk saya, harus memiliki hidung hijau (Grunnasen). Dan mereka yang harus saya yakini dengan argumentasi agar mereka mengatasi kebimbangan mereka, harus memiliki telinga ungu (Lilaohren). Dengan begitu, dengan sekali lihat saja saya langsung bisa mengetahui siapa yang saya tuju dan bagaimana caranya.”®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

html